Halo,
pembaca yang budiman! :)
Pada blog kali ini kita akan membahas berbagai jenis alat profiling. Profiling
secara singkat merupakan aktivitas dalam menentukan atau mengetahui perilaku,
karakter, dan sikap seseorang berdasarkan kecenderungan tertentu. Salah satu
cara mengukur karakter seseorang yang sangat terkenal di masyarakat adalah
membagi seseorang berdasarkan karakter ekstrovert dan introvert melalui alat
profiling yang disebut MBTI (Myers-Briggs
Type Indicators).
Nah,
kalian tahu gak kalau ternyata cara memahami karakter orang lain tidak hanya
melalui alat MBTI aja tapi ada banyak alat profiling lain yang digunakan di
seluruh dunia?
Penasaran? Blog kali ini akan menyajikan 13 alat profiling dalam dunia psikologi. Yuk, langsung aja disimak penjelasannya di bawah ini
1. Kuder Preference Record
Tes Kuder preference record merupakan salah satu alat tes psikologi yang
pertama kali dipublikasikan pada tahun 1938 oleh Frederic Kuder (Kuder, 1938).
Penggunaannya bertujuan untuk mengungkap minat individu pada sepuluh area kerja
yang diurutkan dari mana yang paling disukai hingga paling tidak disukai.
Kesepuluh minat kerja yang diukur pada alat tes psikologi ini adalah outdoor, art, music, computational, social service, science, clerical, persuasive, literary dan mechanical
2. Myers-Briggs Type Indicators (MBTI)
Alat ukur psikologi yang disingkat menjadi MBTI ini
merupakan salah satu alat yang bertujuan untuk melakukan asesmen kepribadian
individu. MBTI pertama kali dikembangkan oleh Isabel Briggs Myers sekitar tahun
1940-an dan berdasarkan the theory of psychological
types yang dicetuskan oleh Carl G. Jung pada tahun 1920-an (The
Myers & Briggs Foundation, Feist & Feist, 2009).
Thematic Apperception Test atau TAT merupakan satu
dari sekian banyak alat tes kepribadian yang paling sering digunakan terutama
dalam setting klinis. TAT merupakan salah satu contoh
dari alat tes kepribadian proyektif yang dikembangkan oleh Henry Murray dan
Christiana Morgan pada tahun 1935.Tes proyektif sendiri merupakan sebuah set
dari stimulus terstandar yang digunakan untuk memproyeksikan hal-hal yang tidak
bisa dilihat melalui alat tes yang lebih terstruktur (Silverman, 1990).
Di
dalam TAT terdapat 30 kartu gambar achromatic yang
dibagi kedalam beberapa kategori seperti gambar yang sesuai untuk anak
laki-laki, anak perempuan, wanita, dan pria. Pada saat pelaksanaannya, klien
diminta untuk mendeskripsikan pikiran dan perasaan karakter yang ada di dalam
gambar (Silverman, 1990).
4. Rorschach Inkblot Test
Tes
rorschach merupakan alat tes psikologi proyektif yang dikembangkan oleh Hermann
Rorschach pada tahun 1921. Alat ini banyak digunakan di setting klinis dan
sejak awal memang dikembangkan karena terinspirasi dari pasien skizofrenia yang
menginterpretasikan apa yang mereka lihat dengan cara yang berbeda (Inkblot test: Harrower-Erickson
Multiple Choice Rorschach Test, t.t.).
Alat
tes psikologi ini dikembangkan untuk mengidentifikasi ada tidaknya kelainan
mental pada individu. Sama seperti namanya, tes kesehatan
mental ini menggunakan stimulus berupa bercak tinta yang mana
klien atau individu diminta untuk mendeskripsikan bercak tinta tersebut.
5. Wartegg Drawing CompletionTest
Alat tes psikologi untuk
rekrutmen Wartegg Drawing Completion Test (WDCT) pertama kali dicetuskan oleh
Ehrig Wartegg sekitar tahun 1920an hingga 1930an yang berakar pada teori
psikologi gestalt (Roivainen, 2009). Instrumen ini merupakan salah satu
instrumen psikologi yang berbentuk semi terstruktur dimana individu diminta
untuk melanjutkan stimulus gambar yang sudah tersedia.
Hasil
dari penerapan tes ini digunakan untuk menilai atau mengevaluasi kepribadian
individu dengan cara memproyeksikan isi dan dinamika spesifik dari kepribadian
yang bersangkutan (Rapaport dalam Crisi & Dentale, 2016). Tes Wartegg
sering sekali diberikan saat wawancara
pekerjaan.
6. WAIS
Wechsler
Adult Intelligence Scale atau WAIS merupakan salah satu alat tes psikologi yang
digunakan untuk mengukur secara komprehensif kemampuan kognitif seperti IQ
dan membantu perencanaan serta penempatan pendidikan individu remaja maupun
dewasa. Alat ini terdiri dari lima belas subtes, dari lima belas subtes yang
ada terbagi menjadi sepuluh subtes utama dan lima subtes tambahan. Berikut ini
beberapa contoh subtes WAIS seperti digit
span, comprehension, arithmetic, vocabulary dan masih banyak
lagi.
Tidak hanya digunakan untuk
pengukuran di bidang pendidikan, alat ukur psikologi ini dapat digunakan untuk
mendukung proses asesmen lainnya. Drozdick dkk (2013) menjelaskan bahwa hasil
pengembangan terkini dari WAIS dapat juga digunakan sebagai alat asesmen untuk
menilai kemampuan kognitif individu yang mengalami gangguan perkembangan,
psikiatris, neurologis, maupun gangguan kesehatan lainnya (Wechsler, 2008).
7. Stanford-Binet Intelligence
Test
Alat ukur psikologi
Stanford-Binet Intelligence Test merupakan instrumen pengukuran intelegensi
terstandarisasi yang digunakan sejak tahun 1916. Stanford-Binet Intelligence
Test pertama kali di dicetuskan oleh Alfred Binet dan Theodore Simon di
Perancis. Sejak awal pengembangan alat tes psikologi inteligensi ini digunakan
untuk mengukur kekuatan dan kelemahan kognitif individu, baik anak-anak, remaja
maupun dewasa.
Alat
tes psikologi ini mendapatkan banyak perhatian dari komunitas psikologi dari
berbagai penjuru dunia dan diadaptasi ke dalam beberapa bahasa. Salah satunya
diadaptasi oleh Lewis M. Terman dari University of Stanford ke dalam bahasa
Inggris. Alat tes ini terdiri atas 10 subtes untuk mengukur lima faktor
kognitif dalam diri individu yaitu fluid
reasoning, knowledge, quantitative, visual-spatial, dan working memory (Roid,
t.t.).
8. Stroop Color and Word test
Stroop Color and Word Test
(SCWT) adalah salah satu alat tes psikologi yang mengukur aspek neuropsikologis
individu. Alat tes ini banyak digunakan untuk melihat kemampuan individu dalam
menghambat gangguan kognitif yang terjadi saat pemrosesan fitur stimulus
tertentu mengganggu pemrosesan atribut stimulus kedua secara simultan atau
stroop effect (Scarpina & Tagini, 2017).
Instrumen
SCWT terdiri atas tiga bagian yaitu word
page (nama-nama warna tercetak dalam tinta hitam), color page (deret
yang terdiri dari beberapa huruf X yang dicetak dengan tinta warna), dan word-color page (kata-kata
pada word
page dicetak dengan warna pada color page (Stroop – Subject Baseline,
t.t.; Stroop, 1935). Hasil dari pengukuran alat tes psikologi ini dapat
digunakan untuk mengetahui abnormalitas pada individu, seperti adanya
keterlambatan perkembangan, gangguan bicara, hingga mendeteksi adanya kelainan
pada otak (Stroop
– Subject Baseline, t.t.).
9. Trail Making Test
Selain
Stroop word and color test, alat tes yang mengukur aspek neuropsikologis yang
paling sering digunakan adalah Trail making test atau TMT. Secara spesifik,
penggunaan TMT bertujuan untuk menilai executive
function (seperangkat kemampuan kognitif yang diperlukan untuk
mengontrol diri dan perilaku) individu (Low, 2020; Marvin, 2012).
Tes yang terdiri dari dua
bagian ini banyak digunakan di setting klinis, seperti mengevaluasi kondisi
individu stroke (Marvin, 2012) hingga setting pendidikan untuk screening
kondisi siswa dengan kesulitan membaca (Närhi dkk., 1997).
10. AJT Cognitive Test
Alat
tes psikologi AJT atau tes kognitif AJT merupakan salah satu instrumen yang
dikembangkan di Indonesia dengan menyesuaikan budaya dan aspek-aspek lain yang
ada. Alat tes ini dikembangkan atas kerjasama Fakultas Psikologi UGM dengan
Yayasan Dharma Bermakna dan PT Melintas Cakrawala Indonesia (Fakultas Psikologi UGM
Kembangkan Tes untuk Deteksi Potensi Anak, 2018).
Alat
ukur psikologi yang dikembangkan menggunakan dasar teori kecerdasan caren-horn-cattell ini
digunakan untuk mendeteksi potensi anak sejak dini dengan memperhatikan budaya
Indonesia (Humas, 2019). Alat tes ini mengukur kemampuan kognitif anak secara
lebih komprehensif dengan mengukur delapan aspek kecerdasan yakni efisiensi
belajar, kecerdasan cair, memori kerja jangka pendek, auditory processing,
visual-spatial processing, kefasihan penerimaan, kecepatan
pemrosesan dan pemahaman pengetahuan (Humas, 2019).
11.
DISC
DISC mengukur 4 kuadran
kepribadian: dominance, influence, steadiness, dan conscientiousness.
Kepribadian dinilai berdasarkan posisi seseorang di antara 4 kuadran sebagai
satu dari 12 profile. Walaupun masih valid dan reliabel, DISC tidak predictive.
12. OCEAN
OCEAN, atau Big Five personality model yang menjadi basis Dream5 dari Dreamtalent, menganalisis 30
trait dalam kepribadian di bawah openness, conscientiousness, extraversion,
agreeableness, dan neuroticism. Hasilnya diperlihatkan dalam spektrum dan
memberi label kepada kepribadian seseorang.
OCEAN adalah gold
standard dalam pengujian psikometris karena itu valid, reliabel, luas aplikasinya dalam dunia profesional, dan paling
diterima oleh para peneliti (seperti yang terlihat dalam referensi yang panjang
di bawah). Yang paling penting, OCEAN itu predictive. Inilah
mengapa kami membasiskan Dream5 dengan OCEAN.
13. MIND
MIND
menyediakan sebuah model umpan-balik (feedback) yang berbentuk diagram dengan
empat-kuadran, dimana setiap kuadran mewakili gaya berpikir yang berhubungan
dengan dua bagian otak. MIND menggunakan 4 kuadran yaitu reasoning atau penalaran, spontaneous
atau spontanitas, spesific, dan feeling
0 Comments
Post a Comment