Tuesday, March 15, 2022

Jenis-Jenis Alat Profiling Lengkap

Halo, pembaca yang budiman! :)

Pada blog kali ini kita akan membahas berbagai jenis alat profiling. Profiling secara singkat merupakan aktivitas dalam menentukan atau mengetahui perilaku, karakter, dan sikap seseorang berdasarkan kecenderungan tertentu. Salah satu cara mengukur karakter seseorang yang sangat terkenal di masyarakat adalah membagi seseorang berdasarkan karakter ekstrovert dan introvert melalui alat profiling yang disebut MBTI (Myers-Briggs Type Indicators).  

Nah, kalian tahu gak kalau ternyata cara memahami karakter orang lain tidak hanya melalui alat MBTI aja tapi ada banyak alat profiling lain yang digunakan di seluruh dunia?

Penasaran? Blog kali ini akan menyajikan 13 alat profiling dalam dunia psikologi. Yuk, langsung aja disimak penjelasannya di bawah ini

1. Kuder Preference Record

Tes Kuder preference record merupakan salah satu alat tes psikologi yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1938 oleh Frederic Kuder (Kuder, 1938). Penggunaannya bertujuan untuk mengungkap minat individu pada sepuluh area kerja yang diurutkan dari mana yang paling disukai hingga paling tidak disukai.

Kesepuluh minat kerja yang diukur pada alat tes psikologi ini adalah outdoor, art, music, computational, social service, science, clerical, persuasive, literary dan mechanical 

2. Myers-Briggs Type Indicators (MBTI)

Alat ukur psikologi yang disingkat menjadi MBTI ini merupakan salah satu alat yang bertujuan untuk melakukan asesmen kepribadian individu. MBTI pertama kali dikembangkan oleh Isabel Briggs Myers sekitar tahun 1940-an dan berdasarkan the theory of psychological types yang dicetuskan oleh Carl G. Jung pada tahun 1920-an (The Myers & Briggs Foundation, Feist & Feist, 2009).

The Myers & Briggs Foundation menambahkan bahwa alat tes ini dikembangkan dengan dua tujuan. Pertama bertujuan untuk mengidentifikasi basic preference dari 4 dikotomi yang dicetuskan Jung pada teorinya yakni Extraversion-Introversion, Sensing-Intuition, thinking-feeling, judging-perceiving. tujuan kedua yakni mengidentifikasi dan mendeskripsikan 16 tipe kepribadian berdasarkan interaksi keempat dikotomi yang ada, seperti INFJ, ESFP, ENTJ, ISTP dan seterusnya.


3. Thematic Apperception Test

Thematic Apperception Test atau TAT merupakan satu dari sekian banyak alat tes kepribadian yang paling sering digunakan terutama dalam setting klinis. TAT merupakan salah satu contoh dari alat tes kepribadian proyektif yang dikembangkan oleh Henry Murray dan Christiana Morgan pada tahun 1935.Tes proyektif sendiri merupakan sebuah set dari stimulus terstandar yang digunakan untuk memproyeksikan hal-hal yang tidak bisa dilihat melalui alat tes yang lebih terstruktur (Silverman, 1990).

Di dalam TAT terdapat 30 kartu gambar achromatic yang dibagi kedalam beberapa kategori seperti gambar yang sesuai untuk anak laki-laki, anak perempuan, wanita, dan pria. Pada saat pelaksanaannya, klien diminta untuk mendeskripsikan pikiran dan perasaan karakter yang ada di dalam gambar (Silverman, 1990).

 

4. Rorschach Inkblot Test

Tes rorschach merupakan alat tes psikologi proyektif yang dikembangkan oleh Hermann Rorschach pada tahun 1921. Alat ini banyak digunakan di setting klinis dan sejak awal memang dikembangkan karena terinspirasi dari pasien skizofrenia yang menginterpretasikan apa yang mereka lihat dengan cara yang berbeda (Inkblot test: Harrower-Erickson Multiple Choice Rorschach Test, t.t.).

Alat tes psikologi ini dikembangkan untuk mengidentifikasi ada tidaknya kelainan mental pada individu. Sama seperti namanya, tes kesehatan mental ini menggunakan stimulus berupa bercak tinta yang mana klien atau individu diminta untuk mendeskripsikan bercak tinta tersebut.

 

5. Wartegg Drawing CompletionTest

Alat tes psikologi untuk rekrutmen Wartegg Drawing Completion Test (WDCT) pertama kali dicetuskan oleh Ehrig Wartegg sekitar tahun 1920an hingga 1930an yang berakar pada teori psikologi gestalt (Roivainen, 2009). Instrumen ini merupakan salah satu instrumen psikologi yang berbentuk semi terstruktur dimana individu diminta untuk melanjutkan stimulus gambar yang sudah tersedia.

Hasil dari penerapan tes ini digunakan untuk menilai atau mengevaluasi kepribadian individu dengan cara memproyeksikan isi dan dinamika spesifik dari kepribadian yang bersangkutan (Rapaport dalam Crisi & Dentale, 2016). Tes Wartegg sering sekali diberikan saat wawancara pekerjaan.

 

6. WAIS

Wechsler Adult Intelligence Scale atau WAIS merupakan salah satu alat tes psikologi yang digunakan untuk mengukur secara komprehensif kemampuan kognitif seperti IQ dan membantu perencanaan serta penempatan pendidikan individu remaja maupun dewasa. Alat ini terdiri dari lima belas subtes, dari lima belas subtes yang ada terbagi menjadi sepuluh subtes utama dan lima subtes tambahan. Berikut ini beberapa contoh subtes WAIS seperti digit span, comprehension, arithmetic, vocabulary dan masih banyak lagi.

Tidak hanya digunakan untuk pengukuran di bidang pendidikan, alat ukur psikologi ini dapat digunakan untuk mendukung proses asesmen lainnya. Drozdick dkk (2013) menjelaskan bahwa hasil pengembangan terkini dari WAIS dapat juga digunakan sebagai alat asesmen untuk menilai kemampuan kognitif individu yang mengalami gangguan perkembangan, psikiatris, neurologis, maupun gangguan kesehatan lainnya (Wechsler, 2008).

7. Stanford-Binet Intelligence Test

Alat ukur psikologi Stanford-Binet Intelligence Test merupakan instrumen pengukuran intelegensi terstandarisasi yang digunakan sejak tahun 1916. Stanford-Binet Intelligence Test pertama kali di dicetuskan oleh Alfred Binet dan Theodore Simon di Perancis. Sejak awal pengembangan alat tes psikologi inteligensi ini digunakan untuk mengukur kekuatan dan kelemahan kognitif individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa.

Alat tes psikologi ini mendapatkan banyak perhatian dari komunitas psikologi dari berbagai penjuru dunia dan diadaptasi ke dalam beberapa bahasa. Salah satunya diadaptasi oleh Lewis M. Terman dari University of Stanford ke dalam bahasa Inggris. Alat tes ini terdiri atas 10 subtes untuk mengukur lima faktor kognitif dalam diri individu yaitu fluid reasoning, knowledge, quantitative, visual-spatial, dan working memory (Roid, t.t.).

 

8. Stroop Color and Word test

Stroop Color and Word Test (SCWT) adalah salah satu alat tes psikologi yang mengukur aspek neuropsikologis individu. Alat tes ini banyak digunakan untuk melihat kemampuan individu dalam menghambat gangguan kognitif yang terjadi saat pemrosesan fitur stimulus tertentu mengganggu pemrosesan atribut stimulus kedua secara simultan atau stroop effect (Scarpina & Tagini, 2017).

Instrumen SCWT terdiri atas tiga bagian yaitu word page (nama-nama warna tercetak dalam tinta hitam), color page (deret yang terdiri dari beberapa huruf X yang dicetak dengan tinta warna), dan word-color page (kata-kata pada word page dicetak dengan warna pada color page (Stroop – Subject Baseline, t.t.; Stroop, 1935). Hasil dari pengukuran alat tes psikologi ini dapat digunakan untuk mengetahui abnormalitas pada individu, seperti adanya keterlambatan perkembangan, gangguan bicara, hingga mendeteksi adanya kelainan pada otak (Stroop – Subject Baseline, t.t.).

 

 

9. Trail Making Test

Selain Stroop word and color test, alat tes yang mengukur aspek neuropsikologis yang paling sering digunakan adalah Trail making test atau TMT. Secara spesifik, penggunaan TMT bertujuan untuk menilai executive function (seperangkat kemampuan kognitif yang diperlukan untuk mengontrol diri dan perilaku) individu (Low, 2020; Marvin, 2012).

Tes yang terdiri dari dua bagian ini banyak digunakan di setting klinis, seperti mengevaluasi kondisi individu stroke (Marvin, 2012) hingga setting pendidikan untuk screening kondisi siswa dengan kesulitan membaca (Närhi dkk., 1997).

 

10. AJT Cognitive Test

Alat tes psikologi AJT atau tes kognitif AJT merupakan salah satu instrumen yang dikembangkan di Indonesia dengan menyesuaikan budaya dan aspek-aspek lain yang ada. Alat tes ini dikembangkan atas kerjasama Fakultas Psikologi UGM dengan Yayasan Dharma Bermakna dan PT Melintas Cakrawala Indonesia (Fakultas Psikologi UGM Kembangkan Tes untuk Deteksi Potensi Anak, 2018).

Alat ukur psikologi yang dikembangkan menggunakan dasar teori kecerdasan caren-horn-cattell ini digunakan untuk mendeteksi potensi anak sejak dini dengan memperhatikan budaya Indonesia (Humas, 2019). Alat tes ini mengukur kemampuan kognitif anak secara lebih komprehensif dengan mengukur delapan aspek kecerdasan yakni efisiensi belajar, kecerdasan cair, memori kerja jangka pendek, auditory processing, visual-spatial processing, kefasihan penerimaan, kecepatan pemrosesan dan pemahaman pengetahuan (Humas, 2019).



11. DISC

DISC mengukur 4 kuadran kepribadian: dominance, influence, steadiness, dan conscientiousness. Kepribadian dinilai berdasarkan posisi seseorang di antara 4 kuadran sebagai satu dari 12 profile. Walaupun masih valid dan reliabel, DISC tidak predictive.

12. OCEAN

OCEAN, atau Big Five personality model yang menjadi basis Dream5 dari Dreamtalent, menganalisis 30 trait dalam kepribadian di bawah openness, conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism. Hasilnya diperlihatkan dalam spektrum dan memberi label kepada kepribadian seseorang.

OCEAN adalah gold standard dalam pengujian psikometris karena itu validreliabelluas aplikasinya dalam dunia profesional, dan paling diterima oleh para peneliti (seperti yang terlihat dalam referensi yang panjang di bawah). Yang paling penting, OCEAN itu predictive. Inilah mengapa kami membasiskan Dream5 dengan OCEAN.

13. MIND

MIND menyediakan sebuah model umpan-balik (feedback) yang berbentuk diagram dengan empat-kuadran, dimana setiap kuadran mewakili gaya berpikir yang berhubungan dengan dua bagian otak. MIND menggunakan 4 kuadran yaitu reasoning atau penalaran, spontaneous atau spontanitas, spesific, dan feeling





0 Comments

Post a Comment